Fungisida sistemik adalah senyawa kimia yang bila diaplikasikan pada tanaman akan bertranslokasi ke bagian lain. Aplikasi dapat melalui penetrasi daun, melalui tanah untuk selanjutnya diabsorbsi oleh aka, atau injeksi melalui batang. Karena fungisida sistemik ini masuk ke jaringan tanaman, maka harus memenuhi syarat ideal sebagi berikut:
- Dalam tanaman inang bekerja sebagai toksikan.
- Mengganggu metabolisme inang dan mengimbas ketahanan fisik maupun kimia terhadap pathogen dan tidak mengurangi kuantitas maupun kuantitas tanaman.
- Dapat diabsorbsi scara baik dan ditranslokasikan ke tmpat patogn serta stabil dalam tanaman inang.
- Terhadap mamalia bertoksisitas cukup renah.
- Mampu meningkatkan ketahanan inang.
Fungisida Sistemik Untuk Mengatasi Pencegahan Infeksi Jamur
Seperti halnya insektisida, menurut cara kerjanya fungisida pun dapat dikelompokkan menjadi kelompok fungisida sistemik dan kelompok fungisida kontak.
Jika fungisida kontak bekerja melalui paparan langsung pada cendawan sasaran, fungisida sistemik bekerja dengan cara masuk ke dalam sistem pembuluh tanaman sehingga akan menyebabkan seluruh bagian tanaman beracun bagi cendawan.
Keuntungan dari fungisida sistemik ini adalah efek residu dapat bertahan cukup lama di dalam tubuh tanaman, berkisar 1 minggu hingga 1 bulan tergantung dengan jenis bahan aktifnya. Selain lebih toleran terhadap pengaruh cuaca seperti hujan yang dapat membasuh residu fungisida pada permukaan tubuh tanaman, fungisida sistemik juga tidak memerlukan pemberian yang mensyaratkan terjadinya kontak langsung dengan cendawan pada saat pengaplikasiannya.
Fungisida sistemik bekerja secara spesifik melalui perusakan kimia enzim jamur seperti seperti merusak "akar", mengganggu pembentukan tabung kecambah, dan ada juga yang mengganggu pembentukan spora.
Hampir semua fungisida sistemik dilengkapi dengan bahan aktif fungisida kontak. Fungisida kontak akan membunuh cendawan yang terkena paparan bahan aktif, sedangkan yang terhindar dari paparan akan "teracuni" oleh bahan aktif sistemik yang diserap tanaman inang yang kemudian diserap kembali oleh cendawan terebut.
Kemampuan sistemik dan kontak inilah yang membuat harga fungisida sistemik yang cukup mahal di pasaran, hal ini membuat banyak orang mengaplikasikannya sebagai senjata terakhir pada saat serangan cendawan pada tanaman sudah menjadi parah. Sebenarnya cara Ini adalah cara yang tidak tepat, karena cendawan dewasa memiliki daya tahan hidup lebih kuat, sehingga cendawan yang tidak mati karena terkena paparan bahan aktif kontak dan dosis bahan aktif sistemik yang kurang, dapat menjadi resisten terhadap bahan aktif yang terkandung di dalam fungisida. Jika perlakuan diaplikasikan pada saat cendawan baru tumbuh dengan kondisi yang masih lemah, kecil kemungkinanan cendawan bisa bertahan ketika menyerap zat aktif sistemik.
Bahan-bahan aktif yang dapat ditemui terkandung di dalam fungisida sistemik adalah:
Benomyl, Thiram, Carbendazim, Mancozeb, Oksadisil, Propineb, dan Metalaksil.
Benomyl (dipasarkan sebagai Benlate) adalah fungisida yang diperkenalkan pada tahun 1968 oleh DuPont. Benomyl adalah fungisida sistemik benzimidazole yang bersifat racun selektif bagi mikroorganisme dan invertebrata, khususnya cacing tanah. Benomyl mengikat mikrotubulus , mengganggu fungsi sel seperti meiosis dan transportasi intraseluler.
Toksisitas selektif benomyl sebagai fungisida adalah efeknya tinggi terhadap jamur daripada mikrotubulus mamalia.
Thiram adalah senyawa dithiocarbamate dimetil yang digunakan sebagai suatu fungisida untuk mencegah penyakit jamur pada biji dan tanaman selain berfungsi juga sebagai bakterisida.
Carbendazim adalah fungisida benzimidazole dengan spektrum luas yang banyak digunakan.
Penggunaan
Carbendazim diusulkan dilarang oleh Badan Kimia Swedia dan disetujui oleh Parlemen Eropa pada tanggal 13 Januari 2009, namun fungisida kontroversial ini secara luas digunakan di Queensland, Australia pada perkebunan macadamia.
Mancozeb adalah fungisida bisdithiocarbamate etilen tidak beracun yang banyak diaplikasikan. Mancozep efektif terhadap penyakit tanaman yang disebabkan Phytophthora, Anthracnose, Botrytis, Fusarium, Pythium, Alternaria, Early and Late Blight, Powdery and Downy Mildew, Bacterial Spot, Verticillium, Angular Leaf Spot, Trichoderma, dan lain-lain.
Oksadisil adalah fungisida yang bekerja dengan cara menghambat salah satu proses metabolisme cendawan. Sifat oksadisil yang hanya bekerja pada spectrum sempit ini beresiko menyebabkan timbulnya resistensi dari candawan.
Seperti halnya Thiram dan Mancozeb, Bahan aktif propineb bekerja dengan cara menghambat beberapa proses metabolisme cendawan. Sifatnya yang multisite inhibitor ini membuat fungisida tersebut tidak mudah menimbulkan resistensi cendawan. Fungisida yang bersifat multisite inhibitor (merusak di banyak proses metabolisme) umumnya berspektrum luas.
Metalaksil adalah bahan aktif yang juga tergabung dalam kelompok fungisida yang bekerja dengan cara menghambat salah satu proses metabolisme cendawan. Beberapa Merek Fungisida Sistemik di Pasaran.
Nama Bahan Aktif
- Benlate T 20/20 WP Benomyl 20% + Tiram 20%
- Delsene MX 80WP Carbendazim 6.2% + Mancozeb 73.8%
- Saaf 75 WP Mancozeb 63% + Carbendazim 12%
- Makaliette 35/35 WP Alumunium Fosetil 36.9% + Mancozeb 36.9%
- Pruvit PR 10/56 WP Oksadisil 10% + Propineb 56%
- Ridomil MZ 8/64 WPMetalaksil 8% + Mancozeb 64%
- Unilax 72 WP Mancozeb 64% + Metalaxil 8%
- Sandovan MZ 10/56 WP Oksadisil 10% + Mancozeb 56%
Jadi gunakanlah selalu fungisida sistemik sebagai pencegahan serangan cendawan
Sumber:
- http://agri-man.blogspot.com
- http://epetani.deptan.go.id/budidaya/hama-dan-penyakit-padi-13
- http://en.wikipedia.org/wiki/Benomyl