Endosulfan merupakan salah satu bagian dari POP’s (Persistent Organic Pollutant), pencemar organik yang persisten. Senyawa ini adalah insektisida organoklorin yang digunakan di sektor pertanian sebagai pengendali hama/serangga.
Sifat Endosulfan yang persisten (bertahan lama dalam membasmi serangga), efektif dalam penggunaan dan murah, menjadikan insektisida ini banyak digunakan di berbagai belahan dunia. Tetapi, setelah penggunaan selama puluhan tahun, senyawa ini menjadi sangat kontroversial. Hal ini dikarenakan sifat-sifat dari Endosulfan, yaitu: toksisitas akut, bioakumulasi dan mempunyai sifat dalam merusak endokrin.
Tak pelak, dalam perkembangannya Endosulfan menjadi senyawa yang mulai dilarang penggunaannya. Senyawa ini merupakan turunan dari hexachlorocyclopentadiene, yaitu senyawa yang mirip aldrin, klordan dan heptaklor yang sudah dilarang untuk pestisida. Endosulfan dinyatakan sebagai salah satu jenis pestisida paling beracun, hal ini dilihat dari banyaknya kasus keracunan fatal yang tejadi di seluruh dunia akibat senyawa ini.
Tingginya ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan, membuat Endosulfan diangkat menjadi topik bahasan dalam Konvensi Stockholm pada April 2011, dan diputuskan bahwa pelarangan penggunaan Endosulfan akan diterapkan pada 2012 mendatang. Lebih dari 80 negara telah menyetujui pelarangan ini, seperti dari Uni Eropa, Australia dan Selandia Baru, negara bagian Afrika, Amerika dan Kanada. Sebaliknya, penggunaan senyawa ini masih secara luas ditemukan di India dan Cina yang juga merupakan produsen dari Endosulfan itu sendiri. India memasok kebutuhan Endosulfan untuk seluruh dunia hingga 70 persen.
Dikarenakan potensinya untuk menguap dan berpindah tempat dalam jarak yang jauh, menyebabkan Endosulfan ditetapkan sebagai polutan yang paling luas di dunia. Senyawa ini dapat ditemukan secara ekstensif di air, tanah, dan udara. Endosulfan mempengaruhi lingkungan melalui rantai makanan air dan darat yang efeknya sangat merugikan bagi kelestarian lingkungan, karena senyawa ini telah ditemukan dalam jaringan hewan di seluruh dunia.
Selain merusak endokrin, senyawa ini juga dapat menyebabkan kerusakan reproduksi dan proses perkembangan pada makhluk hidup. Perdebatan masih terjadi di dunia terkait dengan efek dari Endosulfan pada manusia, apakah dapat menyebabkan penyakit kanker atau tidak? Apakah senyawa Endosulfan perlu dilarang total atau dibiarkan sampai persediaan habis ?
Menurut sebuah harian Daily Star, pada 18 Mei 2011, Pengadilan Tinggi di India mengeluarkan perintah pelarangan produksi dan penggunaan senyawa Endosulfan sebagai insektisida. Keputusan ini diambil untuk merespon petisi yang dikeluarkan dalam mendesak pemerintah untuk melarang peredaran Endosulfan. Hal ini dikarenakan meningkatnya angka kematian dan kelahiran cacat di Kerala (kota di kawasan Selatan India) yang secara rutin melakukan penyemprotan tanaman menggunakan Endosulfan melalui udara.
Dalam kasus lain, kontaminan Endosulfan ditemukan pada ASI (Air Susu Ibu) para ibu yang berasal dari Mesir, Madagaskar, Afrika Selatan, India, Indonesia, Denmark, Finlandia dan Spanyol. Sebuah survei yang dilakukan di Denmark dan Finlandia, ditemukan kontaminan Endosulfan di semua sampel ASI. Menariknya, bahwa kedua negara ini bukan merupakan pengguna senyawa Endosulfan dalam angka konsumsi yang tinggi.
Keracunan akut dari Endosulfan dapat mengakibatkan kejang-kejang, gangguan kejiwaan, epilepsi, kelumpuhan, edema otak, gangguan memori dan kematian. Sedangkan untuk paparan jangka lama dapat mengakibatkan imunosupresi, gangguan saraf, cacat lahir bawaan (seperti; kelainan kromosom, keterbelakangan mental, gangguan belajar dan kehilangan memori).
Kontaminan Endosulfan dapat ditemukan dalam makanan, seperti buah dan sayuran, produk susu dan olahannya (mentega dan keju) serta daging (sapi, domba, babi). Selain itu, kontaminan pada sumber air juga telah ditemukan di berbagai negara (Afrika, Asia dan Amerika Selatan), sementara untuk Amerika Serikat, Cina, Australia dan Afrika Barat cemaran Endosulfan ditemukan dalam ikan dan makanan laut.
Rute paparan atau kontaminasi senyawa Endosulfan:
- menghirup udara / bernapas dimana Endosulfan disemprotkan
- meminum air yang terkontaminasi secara langsung atau tidak
- terjadi kontak dengan tanah yang telah terkontaminasi Endosulfan
- mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh Endosulfan
- merokok dengan tembakau yang telah terkontaminasi oleh senyawa Endosulfan
- bekerja di tempat yang memproduksi Endosulfan
- konsumsi secara langsung senyawa Eendosulfan
Sumber: YLKI